Nikmat Allah yang
paling besar kepada kita adalah nikmat IMAN & ISLAM. Karena dengan inilah
kita akan masuk ke surga. Maka nilai hidup manusia adalah pada iman yang
menghiasi rohani dan jasmani yang menjalankan islam. Nilai hidup seseorang
bukanlah terletak pada harta yang ia miliki, bukan pada gedung yang bertingkat,
bukan pada emas serta tahta yang ia miliki.
Apabila iman seseorang
tidak ada maka tidak ada artinya harta kekayaan yang di miliki, mekipun kayanya
seperti Qarun. Kalau tidak ada islam maka ilmu pengetahuan yang kita miliki
sungguh tidak berarti. Nilai kehidupan itu sudah jelas terletak pada iman dan
islam, apabila keimanan kita sudah kuat dan Islam sudah di teguhkan barulah
akan berarti kekayaan-kekayaan yang lain.
Iman ibarat permata
indah yang menghiasi jiwa seorang muslim. Permata inilah yang selalu di incer
oleh syetan setiap saat. Jika iman itu berhasil di curi maka tentu orang itu
akan melakukan perbuatan-perbuatan yang di larang dalam islam.
Untuk memelihar iman
itu maka Allah menciptakan 5 lapis dinding yaitu:
1.
Ada’ul Wajibat, yaitu;
Melaksanakan kewajiban. Kewaiban yang di maksud adalah yang tercantum dalam
arkanul islam. Dinding ini adalah dindding yang paling dalam.
2.
Tarkul Muharromat,
yaitu; Meninggalkan segala yang haram, seperti Zina, judi, fitnah, dusta,
khianat dan lain-lain.
3.
Ada’ul Mandubat,
yaitu; Melaksanakan sunah-sunah Rasul.
4.
Tarkul Mkruhat, yaitu;
Meninggalakan hal-hal yang makruh. Dan yang paling luar adalah,
5.
Tarkul Ba’dil Mubahat,
yaitu; Meninggalkan yang mubah yang kurang penting.
Apabila syetan ingin
masuk merusak iman seorang muslim maka terlebih dahulu setan kan merusak
dinding yang paling luar. Dia ajaknya orang itu mengejakan pekerjaan yang
mubah, alasannya mudah saja karena muh itu tidak di larang. Di suruhnya orang
itu makan dan minum banyak-banyak, membuat rumah yang mewah megah, berpakaian
yang mewah.
Dari makan minum yang
banyak maka keraslah nafsu, dari pakaian yang mewah dan rumah yang megah
timbullah rasa lebih dari orang lain. Dari nafsu yang keras, diajaklah
seseoarang itu untuk melakukakn perbuatan yang makruh, dari rasa lebih atas
orang lain akan timbul rasa timggi diri, angkuh, dan congkak.
Setelah yang makruh di
langgar akan menjalar masuk ke yan lebih dalam, di ajaknya seseorang untuk
meninggalkan amalan yan sunah, mengerjakan yang haram. Jika yang haram sudah di
lakukan maka tinggallah satu dinding yaitu meninggalkan kewajiban. Kalau sudah
demikian tinggallah iman yang tanpa dinding. Sehingga setan dengan mudah
menghasut untuk melanggar hukum-hukum Allah. Na’udzubillah.