Kamis, 30 Januari 2014

Iman Dalam Islam


Nikmat Allah yang paling besar kepada kita adalah nikmat IMAN & ISLAM. Karena dengan inilah kita akan masuk ke surga. Maka nilai hidup manusia adalah pada iman yang menghiasi rohani dan jasmani yang menjalankan islam. Nilai hidup seseorang bukanlah terletak pada harta yang ia miliki, bukan pada gedung yang bertingkat, bukan pada emas serta tahta yang ia miliki.
Apabila iman seseorang tidak ada maka tidak ada artinya harta kekayaan yang di miliki, mekipun kayanya seperti Qarun. Kalau tidak ada islam maka ilmu pengetahuan yang kita miliki sungguh tidak berarti. Nilai kehidupan itu sudah jelas terletak pada iman dan islam, apabila keimanan kita sudah kuat dan Islam sudah di teguhkan barulah akan berarti kekayaan-kekayaan yang lain.
Iman ibarat permata indah yang menghiasi jiwa seorang muslim. Permata inilah yang selalu di incer oleh syetan setiap saat. Jika iman itu berhasil di curi maka tentu orang itu akan melakukan perbuatan-perbuatan yang di larang dalam islam.
Untuk memelihar iman itu maka Allah menciptakan 5 lapis dinding yaitu:
1.      Ada’ul Wajibat, yaitu; Melaksanakan kewajiban. Kewaiban yang di maksud adalah yang tercantum dalam arkanul islam. Dinding ini adalah dindding yang paling dalam.
2.      Tarkul Muharromat, yaitu; Meninggalkan segala yang haram, seperti Zina, judi, fitnah, dusta, khianat dan lain-lain.
3.      Ada’ul Mandubat, yaitu; Melaksanakan sunah-sunah Rasul.
4.      Tarkul Mkruhat, yaitu; Meninggalakan hal-hal yang makruh. Dan yang paling luar adalah,
5.      Tarkul Ba’dil Mubahat, yaitu; Meninggalkan yang mubah yang kurang penting.
Apabila syetan ingin masuk merusak iman seorang muslim maka terlebih dahulu setan kan merusak dinding yang paling luar. Dia ajaknya orang itu mengejakan pekerjaan yang mubah, alasannya mudah saja karena muh itu tidak di larang. Di suruhnya orang itu makan dan minum banyak-banyak, membuat rumah yang mewah megah, berpakaian yang mewah.
Dari makan minum yang banyak maka keraslah nafsu, dari pakaian yang mewah dan rumah yang megah timbullah rasa lebih dari orang lain. Dari nafsu yang keras, diajaklah seseoarang itu untuk melakukakn perbuatan yang makruh, dari rasa lebih atas orang lain akan timbul rasa timggi diri, angkuh, dan congkak.
Setelah yang makruh di langgar akan menjalar masuk ke yan lebih dalam, di ajaknya seseorang untuk meninggalkan amalan yan sunah, mengerjakan yang haram. Jika yang haram sudah di lakukan maka tinggallah satu dinding yaitu meninggalkan kewajiban. Kalau sudah demikian tinggallah iman yang tanpa dinding. Sehingga setan dengan mudah menghasut untuk melanggar hukum-hukum Allah. Na’udzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar